Viral Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Abraar: Tak Mungkin Kami Menjual Organ

Sejumlah fakta terungkap dari beredarnya video viral yang menggegerkan warga Probolinggo, Jumat (6/11/2020).



Dalam unggahan tersebut menampilkan anggota keluarga menangis histeris setelah melihat jenazah yang sebelumnya dirawat di RSUD dr Saleh, dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.

Tak hanya itu, dalam video berdurasi sekitar 10 detik itu, disebutkan jenazah mengalami pendarahan karena satu bola matanya keluar dari kelopak.

Berikut fakta-faktanya: 

1. Warga Paiton, Probolinggo

Terkait hal itu, Koordinator Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Probolinggo, Ugas Iswantoro mengatakan bahwa jenazah tersebut adalah MA (49), warga Paiton, Probolinggo. 

MA meninggal pada Kamis (5/11/2020) pukul 12.56 WIB.

Dia diagnosis menderita stroke hemorargic, respiratory failuler TP 1, dan terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemulasaraan berlangsung di kamar mayat RSUD dr Moh Saleh.

"Selain status Covid-19, beliau didiagnosa stroke pendarahan. Sebelum meninggal, tensi darahnya tinggi sehingga memecah pembuluh darah di otak, maka dengan sendirinya bisa terjadi pendarahan di hidung atau telinga," kata Ugas, Jumat (6/11/2020).

2. Pendarahan saat di jalan

Terkait darah yang keluar dari jenazah, menurut Ugas hal itu dipicu proses pengantaran ke rumah duka. 

"Peti pemulasaran jenazah ada yang berbeda dari kabupaten dengan di kota. Kalau di kota rupanya tidak ada penahan kayu atau penyanggah untuk memiringkan posisi jenazah. Sehingga perjalanan yang cukup jauh ke Paiton, posisi jenazah rentan berubah," jelasnya.

Hal serupa diungkapkan Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Abraar Kuddah.

Abraar menjelaskan, ini terjadi karena proses yang dinamakan lebam mayat.

Proses ini membuat darah turun dari gravitasi yang paling tinggi.

Jika posisinya sama dalam waktu 6 sampai 8 jam, akan muncul warna kebiru-biruan di punggung jenazah. Karena posisi jenazah pasien miring maka pendarahannya akan turun.

Di saat pendarahan ini turun ada lubang-lubang dari mata, hidung, telinga, dan mulut, yang bisa dilewati.

Bisa juga darah yang membeku di atas mencair lalu turun ke bawah menjadi suatu proses lebam mayat.

3. Keluarga akan ditracing

Ugas juga memastikan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan tracing, sebab dalam video tersebut keluarga bersentuhan langsung dengan jenazah.

"Keluarga pasti akan kami tracing," katanya.

Diakui Ugas, pihak keluarga nekat membuka jenazah meski  tim medis sudah menjelaskan bahwa MA terinfeksi virus corona.

"Adanya pendarahan itu keluarga kan tidak kuat. Tetapi kembali lagi pendarahan itu karena jenazah memiliki riwayat stroke pendarahan," ungkapnya.

Ugas mengaku sudah memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai riwayat penyakit MA.

4. RS Tak Mungkin Ambil Organ Pasien 

Terpisah, Plt Direktur RSUD dr Saleh sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Kota Probolinggo Abraar Kuddah membantah mata jenazah M, pasien Covid-19 asal Probolinggo hilang.

Abraar mengatakan, kakak dan kerabat pasien turut melihat saat pemulasaran jenazah.

"Misalkan memang benar ada pengambilan organ terhadap pasien, tentunya pihak keluarga sudah protes sejak awal," jelas Abraar di RSUD Moh Saleh, Jumat (6/11/2020) malam.

Dia menambahkan, pemulasaraan dilaksanakan dengan prosedur dan diawasi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama setempat.

"Bahkan untuk petinya kami rakit ketika ada jenazah kasus Covid-19. Jadi ukuran pas sesuai dengan tubuh jenazah, penempatan posisi jenazah pun tetap kami perhatikan. Jika dia muslim kami posisikan miring, dan apabila dia non-muslim kami posisikan terlentang," ujar Abraar.

"Perlu kita ketahui rumah sakit ini saya pimpin, saya sebagai Plt Direktur, saya juga orang muslim, saya juga orang kesehatan. Tidak mungkin saya akan mencederai sumpah dokter dan seorang pemimpin, serta sumpah para perawat di sini dengan cara yang dituduh mau menjual organ dan lain sebagainya. Itu sangat tidak mungkin dan itu bisa dibuktikan," ujar Abraar.

5. Koordinasi dengan polisi

Ugas meminta agar warganet tidak tergiring dugaan si penggunggah video yang menyebut bahwa tim medis lalai dalam mengurus jenazah.

"Ada pertimbangan, kami akan selidiki si pengunggah video, saya sudah rapat dengan Wakapolres karena kalau dibiarkan akan membahayakan," ucapnya.

Terpisah, Abraar Kuddah juga meminta kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Plt RSUD: Tak Mungkin Saya Menjual Organ"

Sumber: resepsehatku0011.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Viral Mata Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Abraar: Tak Mungkin Kami Menjual Organ"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel